Dr. Ahmad Jalis, M.A

Dr. Ahmad Jalis, M.A

Widyaiswara Ahli Utama

Dr. Ahmad Jalis, M.A mengawali karier di Badan Kepegawaian Negara (BKN) saat berstatus sebagai sarjana muda di program S1 Hukum Bisnis, Universitas Islam Jakarta pada 1985. Saat itu, ia juga sudah aktif bekerja sebagai surveyor di perusahaan konsultan Jepang sebelum lulus kuliah pada 1987.

Di BKN, Jalis meniti karier dari golongan IIA sebagai Pelaksana Bidang Mutasi Kenaikan Pangkat. Ia kelak berkesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dengan beasiswa pemerintah di International University of Japan. Di sana, ia meraih gelar Master of Comparative Business and Management pada 1996.

Sekembalinya dari studi S2, Jalis diangkat sebagai Kepala Seksi Analis Jabatan BKN pada 1997. Selang dua tahun, ia menjabat sebagai Kepala Seksi Program Pelatihan di Pusat Pelatihan BKN.

Meningkatkan kompetensinya, Jalis pun melanjutkan studi S3 Psikologi Industri dan Organisasi di Universiti Kebangsaan Malaysia pada 1998. Sambil kuliah, ia juga aktif menjadi instruktur manajemen SDM untuk pengelola kepegawaian pemerintah dalam kerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri dan untuk analisis fungsional dalam kerja sama dengan CIDA, Kanada pada 2000.

Di tahun yang sama, Jalis kelak diangkat sebagai Kepala Seksi Pengembangan Karir di Direktorat Pengembangan Kepegawaian, Badan Kepegawaian Negara.

Ilmu Jalis juga dituangkan lebih jauh di bidang akademik sebagai pengajar. Beberapa pengabdiannya di pendidikan tinggi antara lain menjadi pengajar Manajemen SDM dan Perilaku Organisasi di IBII (1998-2007), Manajemen SDM di Sekolah Pascasarjana Manajemen, STIE Perbanas (2001-2002), Perilaku Organisasi dan Manajemen Kinerja (2007-2016).

Di samping mengajar, Jalis pun aktif sebagai peneliti di BKN dan lewat kerja sama dengan instansi lainnya. Penelitiannya antara lain  menganalisis kebutuhan latihan, model assesment center PNS, model pengembangan karier di BKN, pengembangan sistem audit dalam pelaksanaan pelatihan promosi jabatan PNS pada jabatan struktural, hingga pengembangan kriteria seleksi PNS.

Pada 2007, Jalis diangkat sebagai Kepala Seksi Pengembangan Karier PNS BKN. Selang tiga tahun, ia menjabat sebagai Kepala Bagian Analisis Jabatan, Direktorat Standarisasi Kompetensi Jabatan BKN setelah lulus seleksi Eselon 3. Kemudian, setelah lulus seleksi Eselon 2, Jalis diangkat menjadi Kepala Pusat Penilaian Kompetensi ASN BKN pada 2014.

Dalam kurun 2012-2017, Jalis juga mengembangkan ilmunya di berbagai pelatihan kepegawaian dan kepemimpinan. Beberapa di antaranya yakni di pelatihan sistem evaluasi kinerja, Washington DC (2014) dan pelatihan pengembangan strategis SDM dan kecakapan kepemimpinan di Lomonosov Moscow State University, Rusia (2016).

Sejak 2012, Jalis juga menjadi Focal Point ASEAN Cooperation on Civil Service Matters (ACCSM) hingga kini. Di regional Asia Tenggara, Jalis kerap menjadi delegasi dan ketua delegasi pada konferensi internasional dan workshop kepegawaian. Beberapa di antaranya yakni sebagai sebagai Ketua Delegasi Pertemuan Persiapan Konferensi Kepegawaian ASEAN Civil Service (Myanmar, 2013) dan Delegasi Konferensi ACCSM (Singapura, 2020).

Jalis kelak menjadi Kepala Pusat Pengembangan ASN BKN pada 2015-2020. Saat itu, ia aktif dalam penataan ASN, termasuk menyiapkan standarisasi teknis manajerial analisis jabatan, kajian pola karier dan assesment center, serta menginisiasi manajemen ASN dan talent pool yang menjadi proyek nasional.

Beberapa karya Jalis antara lain Panduan Program Pemagangan Talent Management (2018), Pelatihan Teknis Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Kepegawaian (2017) dan Talent Pool JPT: Akselerasi Penilaian Kompetensi untuk Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi (2015). Modul-modul karya Jalis di antaranya yakni Mengeksekusi Strategi, Menciptakan Inovasi, dan Memimpin Perubahan. Karya-karyanya tersebut ditulis bersama tim Pusat Pengembangan ASN BKN.

Per 2021, ia pun aktif sebagai Widyaiswara Ahli Utama BKN setelah lolos uji kompetensi, wawancara, tes tertulis, dan pembuatan modul. Sebagai Widyaiswara, Jalis mengampu mata pelatihan Manajemen ASN, Kepemimpinan, serta mengajar di pelatihan teknis ASN dan Latihan Dasar, baik di lingkup BKN, maupun lewat kerja sama dengan instansi lainnya.

Pengembangan kompetensi menjadi salah mata diklat favorit Jalis. Baginya, banyak hal yang perlu dirapikan dalam pengembangan kompetensi, antara lain kurangnya link and match dengan kebutuhan pengembangan untuk mendukung tumbuhnya ASN profesional yang dapat mengimbangi lingkungan dinamis.

Jalis berharap, Pusbangpeg ASN tidak menjadi pusat penyuluhan, namun menjadi pusat reformasi berdasar regulasi dan kebutuhan masa depan.

"Peraturan cenderung tertinggal sementara berubah cepat. Jika modul turunan kebijakan, jadi obsolete (usang) dibanding lingkungan yang dinamis," tuturnya.

"Harus agile, paham tren skill dan prediksi masa depan. Balik ke kantor, melakukan pembenahan. Dari fenomena makro, diturunkan untuk ASN: buat formula kompetensi dan karakter, skill set, competency set, agar bisa survive. Kepegawaian adalah partner strategis dalam transformasi organisasi. Orang-orangnya (Pusbangpeg ASN) harus paham horizon organisasi hingga paradigma pembangunan, dan harus menginspirasi," pungkas Jalis.

NAWALA

Dapatkan informasi terbaru dari kami langsung di e-mail Anda